Waroenk Otomotif - Kampanye keselamatan sedang gencar dilakukan oleh semua kalangan masyarakat tidak terkecuali dengan SSFC Depok ,salah satu club satria tersebardi Indonesia ini sedang gencargencarnya melakukan kampanye Keselamatan anak dibawah umur juga wanita ,karena tingkat kecelakaan yang terjadi banyak sekali dari anak anak dibawah umur.
Berangkat dari kegunahan ini, bikers dari Suzuki Satria F150 Club (SSFC) Depok menjadikan perempuan sebagai audien, sasaran pada kampaye safety riding dalam implementasi kegiatan Safety Campaign Award (SCA) 2017 dimana SSFC terpilih sebagai 10 finalis dengan program terbaik dengan tema “Pengedara di Bawah Umur dan Sosialisasi Layanan Gawat Darurat 119”.
Melihat disiplin di jalan raya, Indonesia kini berada dalam zona darurat safety riding. Penegakkan disiplin harus kembali diteguhkan. Rumah menjadi area pertama yang efektif untuk memberikan pelajaran ini. Perempuan memiliki andil besar. Nenek, ibu, bibi, kakak. Dari dirinyalah pembelajaran berawal. Etika, kesopanan, hingga pemahaman keselamatan di jalan bisa mereka ajarkan sejak dini untuk anak, adik, keponakan, bahkan cucu mereka.
“Perempuan harus dijadikan tiang pertama, imfluencer dalam memberikan pendidikan safety riding dalam keluarga dan lingkungan mereka,” ujar Bro Herry Bontot_ssfc_666 anggota SSFC Depok, dalam seminar safety riding bersama organisasi Komunitas Perempuan Peduli Depok (KPPD) di Gedung Aisyiyah Kota Depok, Sabtu, 25 November 2017.
Dihadiri seratusan anggota KPPD dan Gabungan Organisasi Wanita Kota depok serta, acara ini juga disaksikan Ipda Purwanto Kasubnit dikyasa satlantas pores depok serta Ketua Komunitas Perempuan peduli Depok (KPPD) Inawati serta Ketua SSFC Depok Hendy Ambriansyah dan wakil ketua Ichwan.s Acara semakin kental dengan safety riding berkat sharing masalah keselamatan di jalan bersama Yogie Baskoro selaku instruktur safety riding Suzuki Indonesia, Ipda Purwanto dari satlantas polres depok dan juga di hadiri oleh pejabat pemerintah setempat dari pihak kelurahan & kecamatan beji timur yang sangat mendukung kegiatan ini.
Kata Bro ichwan.s selaku ketua panitia acara dari survey yang mereka lakukan di dua sekolah pertama atas di Depok, terlihat penggunaan kendaraan ke sekolah oleh siswa yang tak memiliki SIM sudah sangat tinggi. Lebih dari setengah siswa naik sepeda motor ke sekolah mereka. “Ironis sekali padahal menaiki sepeda motor tanpa SIM adalah pelanggaran. Pemahaman siswa terhaap safety riding juga minim,” ungkapnya.
Diskusi pun semakin menarik dengan mengungkap sejumlah bahaya yang mengintip sisiwa saat berkadara di jalan. Antara lain karena tidak menggunakan safety gear, kerap menggunaka ponsel saat berkendara. Lalu mengendarai motor lebih dari 2 orang, bahkan banyak yang tanpa kelengkapan surat – surat berkendara.
Yogie Baskoro yang biasa di sapa akrab jg Mbah jengot menyoroti dampak dampak terjadinya kecelakaan. Jika tidak safety riding, keselamatan pengendara terancam (luka-luka, cacat fisik, kematian). Juga kerugian materi (kendaraan rusak).
Pada akhirnya peserta seminar sepakat untuk tidak membiar anak anak berkendara sebelum berumur 17 tahun. Selalu usahakan antar anak untuk pergi kesekolah jika menggunakan kendaraan. Selanjutnya tanamkan kesadaran akan keselamatan berkendara pada anak. “Kami juga berusaha memviralkan tentang layanan 119, nomor penting yang pertama kali dihubungi saat terjadi kecelakaan, kami merasa sangat senang apa bila dapat bermanfaat bagi halayak ramai,” ujar Herry Bontot.
So jangan biarkan anak-anak kita mengendarai kendaraan saat belum tepat usianya ya cu,sebab sama saja dengan kita membunuh secara perlahan-lahan safe anak anak dibawah umur mengedarai kendaraan dan wasapada selalu dijalan raya.