Salam Amplop, Sabtu kemarin saat si mbah mau pulang kerja dari dealer tempat si mbah bekerja, tiba - tiba ada yang memanggil nama si mbah dari lantai 2. Ternyata si bos owner dealer memanggil si mbah " Mbah mau kemana, kok sudah buru - buru pulang aja, sini naik kita ngopi2 dulu sebelum pulang ". Naiklah si mbah ke lantai 2 tempat si bos punya ruangan. Dan ternyata di sana juga ada teman di bos yang bekerja di dealer kompetitor yang level salesnya setingkat Gold.
Setelah duduk di kursi tamu dan dibuatkan kopi oleh OB, ternyata si bos membicarakan tentang ancaman lembaga pemerintah yang akan mendenda pabrikan Yamaha dan Honda milyaran rupiah sampai ancaman menutupan usaha karena di tengarai melakukan kesepakatan harga antar pabrikan dan monopoli penjualan, ya kalau istilah kerennya sih kartel.
Ternyata si bos agak panik dengan ancaman lembaga (KPPU) yang mewakili Pemerintah tersebut. Setelah lama mendengarkan si bos dan temannya ngobrol, si mbah akhirnya mempunyai kesimpulan bahwa pabrikan yang paling dirugikan dalam masalah kartel adalah pabrikan Suzuki. Mengapa si mbah mempunyai pendapat demikian..??
Coba cucu2 sekalian cerna lebih dalam, jika kesepakatan penentuan harga oleh pabrikan Yamaha dan Honda memang benar2 terjadi, pabrikan Suzuki pastilah tidak akan ikut bersaing. Karena cost pembuatan motor Suzuki dengan kwalitas yang diatas motor Yamaha dan Honda pastilah lebih mahal. Jadi jika harga jual kesepakatan antara Yamaha dan Honda terlalu rendah, maka pabrikan Suzuki tidak akan bisa bersaing dan akan mengalami kerugian jika dipaksakan. Dan jika harga kesepakatan Yamaha dan Honda ikut dengan harga jual Suzuki, pastilah pabrikan Yamaha apalagi Honda akan untung banyak dengan cost yang lebih rendah, atau istilah para blogger "overprice".
Coba cucu2 sekalian cerna lebih dalam, jika kesepakatan penentuan harga oleh pabrikan Yamaha dan Honda memang benar2 terjadi, pabrikan Suzuki pastilah tidak akan ikut bersaing. Karena cost pembuatan motor Suzuki dengan kwalitas yang diatas motor Yamaha dan Honda pastilah lebih mahal. Jadi jika harga jual kesepakatan antara Yamaha dan Honda terlalu rendah, maka pabrikan Suzuki tidak akan bisa bersaing dan akan mengalami kerugian jika dipaksakan. Dan jika harga kesepakatan Yamaha dan Honda ikut dengan harga jual Suzuki, pastilah pabrikan Yamaha apalagi Honda akan untung banyak dengan cost yang lebih rendah, atau istilah para blogger "overprice".
Dengan harga overprice maka keuntungan perusahaan akan lebih besar, dari keuntungan besar tersebut tidak heran jika Yamaha dan Honda proses riset motor barunya lebih cepat dari Suzuki. Dan dengan keuntungan besar yang di dapat oleh pabrikan juga akan memperbesar dana promosinya, jadi si mbah tidak kaget jika iklan kolom pada blog2 dolariyah didominasi oleh Honda dan untuk Yamaha masih wajarlah tidak sampai menjadi sponsor utama. Ngohahahahaaaa
Jadi tidak perlu marah ataupun gregetan jika proses riset motor Suzuki paling lama dan dana promosinya paling kecil, ini disebabkan karena keuntungan pabrikan Suzuki sangat tipis jika mereka tetap dengan idealismenya membuat motor yang kekuatan material komponennya diatas motor merk lain. Diperparah lagi dengan banyaknya dealer2 Suzuki yang tutup karena tidak ada motor yang bisa dijual.
Mungkin itu opini si mbah dan terakhir si mbah akan pekik kata2 semangat yang biasa dikatakan oleh sales Suzuki, SUZUKI YAH..RUGI, eh salah YARUKI #Ngohahahahaaaa