Posisi Strategis Suzuki Indonesia


Waroenk otomotif, Kemarin (4/11) lewat website Suzuki Global, Suzuki mengumumkan laporan keuangan yang mengalami kerugian pada divisi roda duanya (motorcycle). Disana disebutkan kerugian ini diakibatkan karena penjualan motor Suzuki di Indonesia yang mengalami penurunan, meskipun pasar eropa dan India meningkat tidak banyak menolong Suzuki dari kerugian.

Kerugian Suzuki saat ini 0,2 milyar Yen dan jika ditotal keseluruhan kerugiannya mencapai 1,2 Milyar Yen. Dengan begitu sebenarnya pasar motor Suzuki Indonesia juga sebagai penentu untung tidaknya perusahaan SUZUKI divisi roda dua. Tetapi yang si mbah sayangkan adalah mengapa pihak Suzuki Jepang seperti setengah - setengah untuk memberikan prioritas utama penyelamatan kepada Suzuki Indonesia.

Menurut pendapat pribadi si mbah, seharusnya Suzuki motor corporation memberikan perhatian dan kebijakan lebih kepada Suzuki Indonesia, agar bisa lebih banyak menyerap keinginan dari konsumen Indonesia.

Khan tidak lucu jika yang berperang hanya Yamaha dan Honda, setidak - tidaknya Suzuki ikut meramaikan pasar motor di Indonesia yang sudah kian memanas akibat persaingan yang tidak sehat. Padahal kita tau Suzuki bukan pabrikan motor yang terkesan ikut-ikutan, Suzuki adalah pabrikan motor yang punya idealisme yang tinggi, bisa dikatakan motor yang dihasilkannya mendekati sempurna. Dan menurut teman si mbah yang kerja dipabrik pembuatan spare part motor, spare part motor Suzuki-lah yang paling mahal karena campuran bahan bakunya minta yang bagus.

Ini berita dari website Suzuki Global :
In the motorcycle business, the net sales were flat year-on-year at ¥123.3 billion, mainly owing to the decrease in the sales in Indonesia, despite increase in Europe and India. The operating loss of ¥0.2 billion in the corresponding period of the previous fiscal year became an operating loss of ¥1.2 billion.

kalau diterjemahkan lewat google traslate seperti ini hasilnya :
Dalam bisnis sepeda motor, penjualan bersih datar tahun ke tahun di ¥ 123300000000, terutama karena penurunan penjualan di Indonesia, meskipun kenaikan di Eropa dan India. Hilangnya operasi miliar ¥ 0,2 pada periode yang sama dari tahun fiskal sebelumnya menjadi rugi usaha sebesar ¥ 1,2 miliar.

Dan ini sumber beritanya :
http://www.globalsuzuki.com/globalnews/2015/1104.html