Waroenk Otomotif, mengapa pemberitaan kartel antara Honda dan Yamaha saat ini mulai meredup, kemanakah pemberitaanya. Apakah berita ini cuma untuk sensasi saja atau KPPU sudah mulai kebingungan mencari bukti kuat persekongkolan penetapan harga motor oleh 2 raksasa pabrikan motor di Indonesia yang menguasai pasar motor dalam negeri.
Tapi si mbah kali ini tidak akan membahas tentang persekongkolan antara Honda dan Yamaha tentang penetapan harga, tetapi si mbah kali ini lebih tertarik pada pembahasan mengapa KPPU menuduh 2 pabrikan menetapkan harga jual motor maticnya terlalu tinggi atau terlalu mahal. Beberapa saat yang lalu si mbah mendapatkan pencerahan dari salah satu teman si mbah yang juga sama - sama sales, dan omongan teman si mbah dirasa masuk akal jika dicerna dengan baik tanpa ada rasa fanatisme pada satu merk. Kebetulan teman ngopi si mbah adalah sales pabrikan Suzuki yang kabarnya akan mengelurkan motorsportnya beberapa saat lagi.
Awalnya teman si mbah dengan gaya kocaknya menanyakan mungkin ada konsumen yang ingin membeli motor Suzuki, dan ujung-ujungnya dia membahas masalah kartel. Menurut dia, mengapa KPPU menuduh Honda dan Yamaha harga motor maticnya terlalu mahal harga jualnya. Coba bandingkan dengan motor jualan saya (Suzuki), Suzuki terkenal spare partnya yang mahal sedangkan motor itu satu kesatuan dari berbagai macam spare part. Kalau spare partnya mahal, tentunya motornya harus ikutan mahal dong, tetapi anehnya harga motor Suzuki di bawah harga motor Honda dan Yamaha. Dari situlah kemungkinan besar KPPU berfikir harga motor matic Honda dan Yamaha terlalu mahal atau terlalu banyak ambil untung, cerocos teman si mbah.
Setelah di fikir secara seksama semalaman, ahirnya si mbah membenarkan pendapat teman sales si mbah yang super koplak.