Serbuan produk-produk China menyerbu masuk ke Indonesia, mulai dari alat- alat elektronik, handphone, peralatan rumah tangga sampai mainan anak kecil mayoritas diimport dari China. Keunggulan dari produk-produk China adalah harganya yang jauh dari harga produk lokal, meskipun kwalitasnya juga jauh dibawah produk lokal.
Harga murah itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia, meskipun kadang kwalitasnya sangat mengecewakan. Tetapi serangan produk China sempat juga masuk di pasar otomotif Indonesia dengan membanjirinya motor-motor bermerk China. Sempat juga pabrikan motor merk Jepang kewalahan menghadapi serangan motor import dari China. Tetapi berkat strategi penjualan dan masih percayaanya masyarakat Indonesia bahwa kwalitas motor merk Jepang masih jauh diatas motor merk China, akhirnya importir motor China yang tumbuh bagaikan cendawan di musim hujan rontok satu persatu.
Nah pada akhir - akhir ini juga muncul isu akan masuknya mobil - mobil murah dari negri tirai bambu China. Tetapi si mbah yakin bahwa industri otomotif di Indonesia sudah kuat dan mengakar ke dalam dengan investasi yang tidak sedikit. Sehingga tidak akan berdampak banyak meskipun akan ada agresi Otomotif dari China ke Indonesia.
Hal ini juga tidak lepas dari peran pemerintah denga kebijakan - kebijakannya lewat bea impor produk CBU. Jika pemerintah tidak pro perusahaan yang telah lama menanamkan investasinya di Indonesia dengan menekan bea masuk yang rendah, bukan tidak mungkin investasi perusahaan otomotif Indonesia akan hengkang dari Indonesia.
Apalagi industri otomotif di Indonesia yang mayoritas bermerk Jepang dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal dan produknya banyak di ekspor ke berbagai negara. Berbeda dengan investor China yang menurut kebiasaan akan memboyong buruhnya juga ke Indonesia tanpa memperdulikan tenaga kerja lokal (berkaca pada proyek PLTU Celukan Bawang, Bali)