Dan disaat itulah si mbah baru tahu kalau teknologi DOHC Honda Sonic 150 ternyata masih pakai rocker arm atau masih memakai teknologi lengan ayun. Maklumlah si mbah cari PK terus - terusan sampai tidak mengikuti perkembangan mesin motor.
Padahal yang si mbah ketahui, dengan pemakaian rocker arm sebagai alat bantu penumbuk payung klep akan menambah kerugian mekanis yang diakibatkan banyaknya gesekan komponen meskipun telah dilengkapi bearing. Teorinya adalah kerugian mekanis juga timbul karena ada dua kali tumbukan saat poros bubungan bekerja, pertama poros bubungan noken as menekan bearing rocker arm dan yang kedua disaat rocker arm menekan payung klep.
Ini sangat berbeda dengan DOHC sistem mangkok yang di aplikasi Suzuki Satria Fu 150, meskipun gesekan antara poros bubungan dan mangkok klep cukup besar tetapi kerugian mekanis karena tumbukan minim karena cuma terjadi 1 kali tumbukan. Keunggulan lainnya sistem DOHC mangkok adalah minim fibrasi karena payung klep di pegang oleh mangkok.
Keunggulan DOHC sistem rocker arm adalah karena tonjolan noken asnya cuma satu disetiap porosnya maka akan lebih mudah dalam memodifikasi bentuk tonjolannya jika ingin diterjunkan ke balap dibandingkan DOHC yang mempunyai 2 tonjolan di setiap porosnya.
Ini sangat berbeda dengan DOHC sistem mangkok yang di aplikasi Suzuki Satria Fu 150, meskipun gesekan antara poros bubungan dan mangkok klep cukup besar tetapi kerugian mekanis karena tumbukan minim karena cuma terjadi 1 kali tumbukan. Keunggulan lainnya sistem DOHC mangkok adalah minim fibrasi karena payung klep di pegang oleh mangkok.
Keunggulan DOHC sistem rocker arm adalah karena tonjolan noken asnya cuma satu disetiap porosnya maka akan lebih mudah dalam memodifikasi bentuk tonjolannya jika ingin diterjunkan ke balap dibandingkan DOHC yang mempunyai 2 tonjolan di setiap porosnya.